Jumat, 23 November 2012

BUDAYA KERJA


Budaya kerja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM ). Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.
Cakupan makna setiap nilai budaya kerja tersebut, antara lain:
1.      Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu lintas, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.
2.    Keterbukaan; Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan.
3.      Saling menghargai; Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.
4.      Kerjasama; Kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan
Ada empat macam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi menuju sukses. Pertama, identitas organisasi (simbol dan harapan), sehingga anggota organisasi merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek.
Kedua, kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang dan yakin, demikian pula pihak eksternal yang berkepentingan. Ketiga alat pendorong organisasi, sehingga mampu menjadi dasar dan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Keempat, komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk komitmen untuk pelaksanaan berbagai ide atau suatu rencana strategis.

Budaya perusahaan
Ø  Pengertian 
Budaya Perusahaan perlu diklarifikasi terus ke karyawan, karena persepsi bisa saja berbeda. Passion bagi perusahaan tidak sama dengan passion bagi karyawan. Budaya bukan hanya sikap kerja karyawan tapi juga dari setiap elemen usaha : SOP, tatanan organisasi, layout kantor, kemasan produk, dan lain sebagainya. Budaya kerja yang seirama dengan karakter karyawan tentu membuat karyawan merasa lebih terikat dengan perusahaan & bersemangat mencapai target. Budaya kerja perlu dikaitkan dengan sistem evaluasi karyawan. Sehingga karyawan yang mampu beradaptasi dengan baik juga mendapat penghargaan.
Dengan sistem seleksi yang tepat , sosialisasi yang tepat serta sistem evaluasi tingkah laku yang tepat maka diharapkan setiap karyawan bisa bekerja dengan budaya yang seragam. Sehingga pelanggan kita juga akan melihat perusahaan kita punya karakter khusus yang mereka identikkan dengan karakter Merk/brand usaha kita. Setiap perusahaan yang ada di negara manaoun memiliki kebudayaan organisasi yang berbeda dalam meningkatkan kemajuan sebuah perusahaan berdasarkan pada interaksi para karyawan dalam menjalankan tugas serta kewajiban mereka .

Ø  Budaya melayani dalam perusahaan

Tidak ada bisnis yang bertahan tanpa konsumen. Seringkali kelangsungan bisnis sendiri sangat tergantung bagaimana perusahaan memperlakukan konsumennya. Pelayanan jasa yang baik banyak menentukan bagaimana hasil akhir yang didapat dan tingkat kepuasan konsumen itu. Namun sebelum agar dapat dilakukan dengan baik, pembentukan dimulai dari internal organisasi. Berikut ini adalah enam hal yang perlu diperhatikan perusahaan agar dapat memberikan pelayanan yang baik:

§  Semua bisnis adalah memiliki unsur jasa
Apa pun bisnis yang dijalani pasti memiliki elemen jasa di dalamnya meskipun bisnis bergerak di sektor produksi atau manufaktur. Bagaimana pun semua bisnis tentu berhubungan dengan konsumen dan terdapat proses dimana perusahaan menyampaikan atau mengantarkan produk pada konsumen. Saat titik singgung dengan konsumen, pasti terdapat unsur jasa. Oleh karena itu penting bagi perusahaan, apa pun bentuknya untuk memiliki jiwa untuk melayani dengan baik.
§  Menghilangkan kebijakan, prosedur, dan sistem yang buruk
Ada beberapa kebijakan yang dapat menghambat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Beberapa birokrasi memperlambat ruang gerak dalam memberikan pelayanan. Dan tentu saja proses pemberian pelayanan yang lama akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Untuk itu sebaiknya secara berkala dilakukan review terhadap kebijakan dan sistem yang dijalankan, kemudian menghilangkan segala sesuatu yang tidak perlu.
§  Memberdayakan karyawan
Bila telah dirasa memiliki kemampuan mencukupi, karyawan sebaiknya diberi keleluasan untuk mengambil keputusan yang perlu dalam pelayanan konsumen. Penyesuaian sebaiknya dapat dilakukan secepat mungkin agar konsumen dapat terlayani dengan baik. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan otoritas kepada konsumen untuk melakukan sesuatu bilamana perlu dengan batasan yang cukup jelas.
§  Dimulai dari proses perekrutan
Karakter orang sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana jasa disampaikan. Untuk itu penting bagi perusahaan untuk memilih orang yang paling sesuai dengan karakter perusahaan dan dirasa dapat menyampaikan jasa dengan baik
§  Pelatihan karyawan setiap 4- 6 bulan sekali
Agar tidak monoton dan terlalu kaku, kita dapat membekali karyawan dengan pelatihan-pelatihan yang sifatnya menyegarkan. Tidak ada yang namanya pembicara ajaib atau training hebat yang dapat mengubah seseorang sekejab mata. Perlu ada pembeharuan ilmu dan kemampuan secara berkala.
§  Melakukan pengukuran hasil finansial
Agar dapat melakukan evaluasi dan melakukan perbaikan dengan baik, pengukuran sebaiknya dirancang agar dapat mengukur dengan baik sejauh apa pengaruhnya pada kinerja perusahaan




Budaya hotel dan rumah sakit
Ø  Pengertian
Di beberapa rumah sakit, suatu rencana strategik (renstra) yang telah berhasil disusun oleh suatu tim khusus dan disahkan oleh pimpinan tidak berjalan mulus dalam penerapannya. Sebab hal itu terjadi karena ternyata tidak didukung oleh komitmen karyawan terhadap nilai-nilai dan keyakinan dasar. Untuk membangun komitmen tinggi itulah diperlukan dukungan suatu kultur atau budaya organisasi rumah sakit yang positif.
Ø  Budaya Melayani
Bila di hotel atau rumah sakit melayani tamu atau pasien selama 24 jam dengan pembagian jadwal shift kerja bagi karyawannya dan management pun penting dalam membangun budaya melayani dengan alasan sebagai berikut:

1.      Managementlah yang memiliki otoritas untuk membuat visi dan mampu mengerakan perusahaan untuk mencapai visi tersebut
2.      Membangun budaya melayani perlu adanya perubahan sikap dari seluruh jajaran dari top to down karena perlu sekali komitmen yang kuat dari manegement dalam membangun budaya melayani
3.      Membangun budaya melayani tidak dapat dilakukan dalam sekejap, perlu proses, karna untuk meningkatkan konsistensi perusahan ke level yang lebih tinggi
4.      Manegement merupakan contoh (role mode) bagi karyawannya
5.      Membangun budaya melayani perlu dan untuk training karyawan dan perlu juga teknologi yang menunjang.

Budaya kerja pabrik
Ø  Pengertian
Langkah yang serius harus dilakukan oleh perusahan atau pabrik untuk mencapai cita-cita yang dikehendaki  maka tiap karyawan perlu mengoptimumkan mutu sumberdayanya. Bentuk ukuran SDM karyawan yang optimum yaitu produktivitas kerja yang maksimum. Dalam konteks budaya kerja pabrik, produktivitas tidak dipandang hanya dari ukuran fisik tetapi juga  dari ukuran produk sistem nilai. Karena di pabrik suatu program untuk melakukan percepatan pembaharuan operasional pabrik secara baik dan efisien. Karyawan unggul menilai produktivitas atau produktif adalah sikap mental: Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada sekarang. Jadi kalau seorang karyawan bekerja, dia akan selalu berorientasi pada ukuran nilai produktivitas  atau minimal sama dengan standar kinerja perusahaan. Dengan kata lain, bekerja produktif sudah merupakan  panggilan jiwa dan disemangati  dengan amanah atau komitmen tinggi sehingga  menjadi bagian dari etos kerja keseharian (terinternalisasi): Tanpa diinstruksikan atasan karyawan seperti ini  akan bertindak produktif. Inilah yang disebut sebagai budaya kerja.
Ø  Budaya melayani
Budaya melayani di pabrik pada biasanya pabrik itu membuat peraturan sendiri dengan memberikan kerja dengan pembagian shift. Dan shift yang biasa di pakai yaitu shift pagi, siang, dan malam.







BUDAYA KERJA


Budaya kerja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM ). Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.
Cakupan makna setiap nilai budaya kerja tersebut, antara lain:
1.      Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu lintas, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.
2.    Keterbukaan; Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan.
3.      Saling menghargai; Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.
4.      Kerjasama; Kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan
Ada empat macam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi menuju sukses. Pertama, identitas organisasi (simbol dan harapan), sehingga anggota organisasi merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek.
Kedua, kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang dan yakin, demikian pula pihak eksternal yang berkepentingan. Ketiga alat pendorong organisasi, sehingga mampu menjadi dasar dan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Keempat, komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk komitmen untuk pelaksanaan berbagai ide atau suatu rencana strategis.

Budaya perusahaan
Ø  Pengertian 
Budaya Perusahaan perlu diklarifikasi terus ke karyawan, karena persepsi bisa saja berbeda. Passion bagi perusahaan tidak sama dengan passion bagi karyawan. Budaya bukan hanya sikap kerja karyawan tapi juga dari setiap elemen usaha : SOP, tatanan organisasi, layout kantor, kemasan produk, dan lain sebagainya. Budaya kerja yang seirama dengan karakter karyawan tentu membuat karyawan merasa lebih terikat dengan perusahaan & bersemangat mencapai target. Budaya kerja perlu dikaitkan dengan sistem evaluasi karyawan. Sehingga karyawan yang mampu beradaptasi dengan baik juga mendapat penghargaan.
Dengan sistem seleksi yang tepat , sosialisasi yang tepat serta sistem evaluasi tingkah laku yang tepat maka diharapkan setiap karyawan bisa bekerja dengan budaya yang seragam. Sehingga pelanggan kita juga akan melihat perusahaan kita punya karakter khusus yang mereka identikkan dengan karakter Merk/brand usaha kita. Setiap perusahaan yang ada di negara manaoun memiliki kebudayaan organisasi yang berbeda dalam meningkatkan kemajuan sebuah perusahaan berdasarkan pada interaksi para karyawan dalam menjalankan tugas serta kewajiban mereka .

Ø  Budaya melayani dalam perusahaan

Tidak ada bisnis yang bertahan tanpa konsumen. Seringkali kelangsungan bisnis sendiri sangat tergantung bagaimana perusahaan memperlakukan konsumennya. Pelayanan jasa yang baik banyak menentukan bagaimana hasil akhir yang didapat dan tingkat kepuasan konsumen itu. Namun sebelum agar dapat dilakukan dengan baik, pembentukan dimulai dari internal organisasi. Berikut ini adalah enam hal yang perlu diperhatikan perusahaan agar dapat memberikan pelayanan yang baik:

§  Semua bisnis adalah memiliki unsur jasa
Apa pun bisnis yang dijalani pasti memiliki elemen jasa di dalamnya meskipun bisnis bergerak di sektor produksi atau manufaktur. Bagaimana pun semua bisnis tentu berhubungan dengan konsumen dan terdapat proses dimana perusahaan menyampaikan atau mengantarkan produk pada konsumen. Saat titik singgung dengan konsumen, pasti terdapat unsur jasa. Oleh karena itu penting bagi perusahaan, apa pun bentuknya untuk memiliki jiwa untuk melayani dengan baik.
§  Menghilangkan kebijakan, prosedur, dan sistem yang buruk
Ada beberapa kebijakan yang dapat menghambat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Beberapa birokrasi memperlambat ruang gerak dalam memberikan pelayanan. Dan tentu saja proses pemberian pelayanan yang lama akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Untuk itu sebaiknya secara berkala dilakukan review terhadap kebijakan dan sistem yang dijalankan, kemudian menghilangkan segala sesuatu yang tidak perlu.
§  Memberdayakan karyawan
Bila telah dirasa memiliki kemampuan mencukupi, karyawan sebaiknya diberi keleluasan untuk mengambil keputusan yang perlu dalam pelayanan konsumen. Penyesuaian sebaiknya dapat dilakukan secepat mungkin agar konsumen dapat terlayani dengan baik. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan otoritas kepada konsumen untuk melakukan sesuatu bilamana perlu dengan batasan yang cukup jelas.
§  Dimulai dari proses perekrutan
Karakter orang sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana jasa disampaikan. Untuk itu penting bagi perusahaan untuk memilih orang yang paling sesuai dengan karakter perusahaan dan dirasa dapat menyampaikan jasa dengan baik
§  Pelatihan karyawan setiap 4- 6 bulan sekali
Agar tidak monoton dan terlalu kaku, kita dapat membekali karyawan dengan pelatihan-pelatihan yang sifatnya menyegarkan. Tidak ada yang namanya pembicara ajaib atau training hebat yang dapat mengubah seseorang sekejab mata. Perlu ada pembeharuan ilmu dan kemampuan secara berkala.
§  Melakukan pengukuran hasil finansial
Agar dapat melakukan evaluasi dan melakukan perbaikan dengan baik, pengukuran sebaiknya dirancang agar dapat mengukur dengan baik sejauh apa pengaruhnya pada kinerja perusahaan




Budaya hotel dan rumah sakit
Ø  Pengertian
Di beberapa rumah sakit, suatu rencana strategik (renstra) yang telah berhasil disusun oleh suatu tim khusus dan disahkan oleh pimpinan tidak berjalan mulus dalam penerapannya. Sebab hal itu terjadi karena ternyata tidak didukung oleh komitmen karyawan terhadap nilai-nilai dan keyakinan dasar. Untuk membangun komitmen tinggi itulah diperlukan dukungan suatu kultur atau budaya organisasi rumah sakit yang positif.
Ø  Budaya Melayani
Bila di hotel atau rumah sakit melayani tamu atau pasien selama 24 jam dengan pembagian jadwal shift kerja bagi karyawannya dan management pun penting dalam membangun budaya melayani dengan alasan sebagai berikut:

1.      Managementlah yang memiliki otoritas untuk membuat visi dan mampu mengerakan perusahaan untuk mencapai visi tersebut
2.      Membangun budaya melayani perlu adanya perubahan sikap dari seluruh jajaran dari top to down karena perlu sekali komitmen yang kuat dari manegement dalam membangun budaya melayani
3.      Membangun budaya melayani tidak dapat dilakukan dalam sekejap, perlu proses, karna untuk meningkatkan konsistensi perusahan ke level yang lebih tinggi
4.      Manegement merupakan contoh (role mode) bagi karyawannya
5.      Membangun budaya melayani perlu dan untuk training karyawan dan perlu juga teknologi yang menunjang.

Budaya kerja pabrik
Ø  Pengertian
Langkah yang serius harus dilakukan oleh perusahan atau pabrik untuk mencapai cita-cita yang dikehendaki  maka tiap karyawan perlu mengoptimumkan mutu sumberdayanya. Bentuk ukuran SDM karyawan yang optimum yaitu produktivitas kerja yang maksimum. Dalam konteks budaya kerja pabrik, produktivitas tidak dipandang hanya dari ukuran fisik tetapi juga  dari ukuran produk sistem nilai. Karena di pabrik suatu program untuk melakukan percepatan pembaharuan operasional pabrik secara baik dan efisien. Karyawan unggul menilai produktivitas atau produktif adalah sikap mental: Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada sekarang. Jadi kalau seorang karyawan bekerja, dia akan selalu berorientasi pada ukuran nilai produktivitas  atau minimal sama dengan standar kinerja perusahaan. Dengan kata lain, bekerja produktif sudah merupakan  panggilan jiwa dan disemangati  dengan amanah atau komitmen tinggi sehingga  menjadi bagian dari etos kerja keseharian (terinternalisasi): Tanpa diinstruksikan atasan karyawan seperti ini  akan bertindak produktif. Inilah yang disebut sebagai budaya kerja.
Ø  Budaya melayani
Budaya melayani di pabrik pada biasanya pabrik itu membuat peraturan sendiri dengan memberikan kerja dengan pembagian shift. Dan shift yang biasa di pakai yaitu shift pagi, siang, dan malam.








Kamis, 18 Oktober 2012

ILMU BUDAYA DASAR

Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )
Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.

2. Ilmu-ilmu Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hash penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.





3. Pengetahuan budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.

Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasat ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities). akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cam memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :

1.      Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bane, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2.      Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemánusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.      Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
4.      Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
5.      Mengembangkan daya kritis terhadap pesoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan.
6.      Menambah kemampuan mahasiswa untuk menggapai masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesian dan dunia tanpa terikat oleh disiplin mereka.
7.      Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

OUTSOURCHING


Mengenal Arti Outsourcing

workmen


Apa yang Dimaksud dengan Outsourcing?
Outsourcing terbagi atas dua suku kata: out dan sourcing. Sourcing berarti mengalihkan kerja, tanggung jawab dan keputusan kepada orang lain. Outsourcing dalam bahasa Indonesia berarti alih daya. Dalam dunia bisnis, outsourcing atau alih daya dapat diartikan sebagai penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya non-core atau penunjang oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh.
Mengapa kita harus mengalihkan pekerjaan yang sifatnya non-core? Karena perusahaan lain dapat mengerjakannya dengan lebih murah, lebih cepat, lebih baik dan yang lebih utama lagi adalah... karena kita punya pekerjaan lain yang sifatnya core yang lebih penting.

Dasar Hukum Outsourcing
Dasar hukum outsourcing terdapat dalam beberapa Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 64 Tentang Ketenagakerjaan yang berisi seperti ini “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa Pekerja/Buruh yang dibuat secara tertulis”.




Keuntungan Melakukan Outsourcing
Beberapa keuntungan utama yang menjadi dasar keputusan untuk melakukan outsourcing adalah:
  1. Fokus pada kompetensi utama

  2. Penghematan dan pengendalian biaya operasional

  3. Memanfaatkan kompetensi vendor outsourcing Perusahaan menjadi lebih ramping dan lebih gesit dalam merespon pasar Mengurangi resiko

  4. Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pada pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya non-core


Penyebab Gagalnya Proyek Outsourcing
  1. Kurangnya komitmen, dukungan dan keterlibatan pihak manajemen dalam pelaksanaan proyek outsourcing

  2. Kurangnya pengetahuan mengenai siklus outsourcing secara utuh dan benar

  3. Kurang baiknya cara mengkomunikasikan rencana outsourcing kepada seluruh karyawan
     
  4. Terburu-buru dalam mengambil keputusan outsourcing.

  5. Outsourcing dimulai tanpa visi yang jelas dan pondasi yang kuat.

Survey Outsourcing
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan objektif sebelum mengambil keputusan untuk outsourcing, ada baiknya anda menggali data-data mengenai outsourcing yang banyak tersedia di internet. Berbagai lembaga internasional telah mempublikasikan hasil survei mereka mengenai outsourcing di website mereka. Untuk menjaga objektivitas, data yang akan dibahas adalah hasil survei oleh Ernst & Young, sebuah perusahaan jasa profesional dan akuntansi internasional yang bermarkas di London.
Di tahun 2008, Ernst & Young melakukan survei untuk melihat gambaran tren outsourcing di Eropa dengan melibatkan 600 orang pembuat keputusan di perusahaan-perusahaan besar Eropa.
Hasil survei menunjukkan bahwa 7 dari 10 perusahaan di Eropa telah mengalihkan sedikitnya satu fungsi bisnis mereka.
Tabel: Outsourcing berdasarkan negara
Negara
% tingkat respon 
Rata-rata Eropa
70 %
Belgia
81 %
Spanyol
77 %
UK
71 %
Jerman
70 %
Itali
67 %
Perancis
63 %
Fokus utama outsourcing adalah fungsi-fungsi penunjang bisnis dengan fungsi perawatan (maintenance) di posisi pertama dengan nilai 76%, sedangkan fungsi sumber daya manusia menempati posisi keempat.
Fungsi penting yang berhubungan langsung dengan pelanggan perusahaan menempati posisi terakhir, yaitu pengembangan produk/manufaktur dan penjualan/pemasaran/komunikasi. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar perusahaan masih belum bisa mengalihkan fungsi-fungsi penting yang menjadi keunggulan perusahaan untuk ditangani oleh perusahaan lain.
Tabel: Outsourcing berdasarkan fungsi
Fungsi Bisnis
% tingkat respon
Perawatan (Maintenance)
76 %
Distribusi/Logistik/Transportasi
73 %
TI/Telekomunikasi
68 %
Sumber Daya Manusia
59 %
Administrasi/Keuangan
56 %
Pengembangan Produk/Manufaktur
46 %
Penjualan/Pemasaran/Komunikasi
29 %
 Penghematan biaya dan peningkatan produktivitas menjadi alasan utama dari hasil keputusan melakukan outsourcing, yaitu sebesar 49%.

Tabel: Keuntungan Outsourcing
Keuntungan
% tingkat respon
Sedikitnya satu keuntungan
94 %
Penghematan biaya dan peningkatan produktivitas
49 %
Kualitas yang lebih baik
33 %
Perbaikan pengaturan /organisasi strategis
28 %
Lebih fleksibel
25 %
Masalah berkaitan dengan staf menjadi hambatan terbesar (12%) di awal implementasi outsourcing. Seperti pada penjelasan sebelumnya, hal ini kemungkinan besar terjadi karena kurang baiknya strategi dan cara mengkomunikasikan rencana outsourcing kepada karyawan sehingga muncul resistensi dari karyawan. Salah satu penyebabnya adalah karena kekhawatiran karyawan perusahaan akan adanya PHK karena posisi mereka terancam tergantikan oleh karyawan outsourcing.
Tabel: Kesulitan Awal Outsourcing
Kesulitan
 % tingkat respon
Sedikitnya satu kesulitan
44 %
Masalah berkaitan dengan karyawan
12 %
Menemukan partner yang tepat
9 %
Masalah manajemen perubahan
8 %
Masalah teknis dan IT
6 %
Masalah hukum
5 %
Lainnya
15 %
Tidak ada
45 %


Siklus Outsourcing
Berikut adalah diagram siklus outsourcing yang sebaiknya harus anda ikuti untuk menghindari kegagalan outsourcing. Diagram ini memberikan gambaran sistemik bagaimana cara mengembangkan rencana outsourcing, mulai dari studi kelayakan hingga evaluasi vendor. Seiring dengan pengalaman, efektivitas dan efisiensi proses-proses yang terjadi didalamnya harus terus dianalisis dan diperbaiki.

siklus outsourcing
Gambar 1: Siklus Outsourcing