Budaya kerja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan
didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan
juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap
menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud
sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM ).
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai
tantangan di masa yang akan datang.
Cakupan
makna setiap nilai budaya kerja tersebut, antara lain:
1. Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak pada
peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin
meliputi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu
lintas, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.
2. Keterbukaan; Kesiapan untuk memberi dan menerima
informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan
perusahaan.
3. Saling menghargai; Perilaku yang menunjukkan
penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra
kerja.
4. Kerjasama; Kesediaan untuk memberi dan menerima
kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target
perusahaan
Ada
empat macam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi
menuju sukses. Pertama, identitas organisasi (simbol dan harapan), sehingga
anggota organisasi merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal
menaruh respek.
Kedua, kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh
karyawan merasa tenang dan yakin, demikian pula pihak eksternal yang
berkepentingan. Ketiga alat pendorong organisasi, sehingga mampu menjadi dasar
dan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Keempat, komitmen organisasi
sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk komitmen untuk pelaksanaan
berbagai ide atau suatu rencana strategis.
Budaya perusahaan
Ø Pengertian
Budaya Perusahaan perlu diklarifikasi terus ke
karyawan, karena persepsi bisa saja berbeda. Passion bagi perusahaan tidak sama
dengan passion bagi karyawan. Budaya bukan hanya sikap kerja karyawan tapi juga
dari setiap elemen usaha : SOP, tatanan organisasi, layout kantor, kemasan
produk, dan lain sebagainya. Budaya kerja yang seirama dengan karakter karyawan
tentu membuat karyawan merasa lebih terikat dengan perusahaan & bersemangat
mencapai target. Budaya kerja perlu dikaitkan dengan sistem evaluasi karyawan.
Sehingga karyawan yang mampu beradaptasi dengan baik juga mendapat penghargaan.
Dengan sistem seleksi yang tepat ,
sosialisasi yang tepat serta sistem evaluasi tingkah laku yang tepat maka
diharapkan setiap karyawan bisa bekerja dengan budaya yang seragam. Sehingga
pelanggan kita juga akan melihat perusahaan kita punya karakter khusus yang
mereka identikkan dengan karakter Merk/brand usaha kita. Setiap perusahaan
yang ada di negara manaoun memiliki kebudayaan organisasi yang berbeda dalam
meningkatkan kemajuan sebuah perusahaan berdasarkan pada interaksi para
karyawan dalam menjalankan tugas serta kewajiban mereka .
Ø
Budaya melayani dalam perusahaan
Tidak ada
bisnis yang bertahan tanpa konsumen. Seringkali kelangsungan bisnis sendiri
sangat tergantung bagaimana perusahaan memperlakukan konsumennya. Pelayanan
jasa yang baik banyak menentukan bagaimana hasil akhir yang didapat dan tingkat
kepuasan konsumen itu. Namun sebelum agar dapat dilakukan dengan baik,
pembentukan dimulai dari internal organisasi. Berikut ini adalah enam hal yang
perlu diperhatikan perusahaan agar dapat memberikan pelayanan yang baik:
§
Semua bisnis
adalah memiliki unsur jasa
Apa pun
bisnis yang dijalani pasti memiliki elemen jasa di dalamnya meskipun bisnis
bergerak di sektor produksi atau manufaktur. Bagaimana pun semua bisnis tentu
berhubungan dengan konsumen dan terdapat proses dimana perusahaan menyampaikan
atau mengantarkan produk pada konsumen. Saat titik singgung dengan konsumen,
pasti terdapat unsur jasa. Oleh karena itu penting bagi perusahaan, apa pun
bentuknya untuk memiliki jiwa untuk melayani dengan baik.
§
Menghilangkan
kebijakan, prosedur, dan sistem yang buruk
Ada beberapa
kebijakan yang dapat menghambat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
Beberapa birokrasi memperlambat ruang gerak dalam memberikan pelayanan. Dan
tentu saja proses pemberian pelayanan yang lama akan mempengaruhi kepuasan
konsumen. Untuk itu sebaiknya secara berkala dilakukan review terhadap
kebijakan dan sistem yang dijalankan, kemudian menghilangkan segala sesuatu
yang tidak perlu.
§
Memberdayakan
karyawan
Bila telah
dirasa memiliki kemampuan mencukupi, karyawan sebaiknya diberi keleluasan untuk
mengambil keputusan yang perlu dalam pelayanan konsumen. Penyesuaian sebaiknya
dapat dilakukan secepat mungkin agar konsumen dapat terlayani dengan baik. Hal
ini dapat dimulai dengan memberikan otoritas kepada konsumen untuk melakukan
sesuatu bilamana perlu dengan batasan yang cukup jelas.
§
Dimulai dari
proses perekrutan
Karakter
orang sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana jasa disampaikan. Untuk itu
penting bagi perusahaan untuk memilih orang yang paling sesuai dengan karakter
perusahaan dan dirasa dapat menyampaikan jasa dengan baik
§
Pelatihan
karyawan setiap 4- 6 bulan sekali
Agar tidak
monoton dan terlalu kaku, kita dapat membekali karyawan dengan
pelatihan-pelatihan yang sifatnya menyegarkan. Tidak ada yang namanya pembicara
ajaib atau training hebat yang dapat mengubah seseorang sekejab mata. Perlu ada
pembeharuan ilmu dan kemampuan secara berkala.
§
Melakukan
pengukuran hasil finansial
Agar dapat
melakukan evaluasi dan melakukan perbaikan dengan baik, pengukuran sebaiknya
dirancang agar dapat mengukur dengan baik sejauh apa pengaruhnya pada kinerja
perusahaan
Budaya hotel dan rumah sakit
Ø
Pengertian
Di beberapa rumah sakit, suatu rencana
strategik (renstra) yang telah berhasil disusun oleh suatu tim khusus dan
disahkan oleh pimpinan tidak berjalan mulus dalam penerapannya. Sebab hal itu
terjadi karena ternyata tidak didukung oleh komitmen karyawan terhadap
nilai-nilai dan keyakinan dasar. Untuk membangun komitmen tinggi itulah
diperlukan dukungan suatu kultur atau budaya organisasi rumah sakit yang
positif.
Ø Budaya
Melayani
Bila di hotel atau rumah sakit melayani tamu atau pasien
selama 24 jam dengan pembagian jadwal shift kerja bagi karyawannya dan
management pun penting dalam membangun budaya melayani dengan alasan sebagai
berikut:
1.
Managementlah yang memiliki otoritas untuk membuat visi dan
mampu mengerakan perusahaan untuk mencapai visi tersebut
2.
Membangun budaya melayani perlu adanya perubahan sikap dari
seluruh jajaran dari top to down karena perlu sekali komitmen yang kuat dari manegement
dalam membangun budaya melayani
3.
Membangun budaya melayani tidak dapat dilakukan dalam
sekejap, perlu proses, karna untuk meningkatkan konsistensi perusahan ke level
yang lebih tinggi
4.
Manegement merupakan contoh (role mode) bagi karyawannya
5.
Membangun budaya melayani perlu dan untuk training karyawan
dan perlu juga teknologi yang menunjang.
Budaya
kerja pabrik
Ø
Pengertian
Langkah yang serius harus dilakukan oleh perusahan atau
pabrik untuk mencapai cita-cita yang dikehendaki maka tiap karyawan perlu mengoptimumkan mutu
sumberdayanya. Bentuk ukuran SDM karyawan yang optimum yaitu produktivitas
kerja yang maksimum. Dalam konteks budaya kerja pabrik, produktivitas tidak
dipandang hanya dari ukuran fisik tetapi juga dari ukuran produk sistem nilai. Karena di pabrik
suatu program untuk melakukan percepatan pembaharuan operasional pabrik secara
baik dan efisien. Karyawan unggul menilai produktivitas atau produktif adalah
sikap mental: Hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada sekarang. Jadi kalau seorang karyawan bekerja, dia akan
selalu berorientasi pada ukuran nilai produktivitas atau minimal sama dengan standar kinerja
perusahaan. Dengan kata lain, bekerja produktif sudah merupakan panggilan jiwa dan disemangati dengan amanah atau komitmen tinggi sehingga menjadi bagian dari etos kerja keseharian (terinternalisasi): Tanpa diinstruksikan atasan karyawan seperti ini akan bertindak produktif. Inilah yang disebut
sebagai budaya kerja.
Ø
Budaya melayani
Budaya melayani di pabrik pada biasanya pabrik itu membuat
peraturan sendiri dengan memberikan kerja dengan pembagian shift. Dan shift
yang biasa di pakai yaitu shift pagi, siang, dan malam.