Jumat, 23 November 2012

BUDAYA KERJA


Budaya kerja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM ). Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.
Cakupan makna setiap nilai budaya kerja tersebut, antara lain:
1.      Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu lintas, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.
2.    Keterbukaan; Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan.
3.      Saling menghargai; Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.
4.      Kerjasama; Kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan
Ada empat macam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi menuju sukses. Pertama, identitas organisasi (simbol dan harapan), sehingga anggota organisasi merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek.
Kedua, kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang dan yakin, demikian pula pihak eksternal yang berkepentingan. Ketiga alat pendorong organisasi, sehingga mampu menjadi dasar dan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Keempat, komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk komitmen untuk pelaksanaan berbagai ide atau suatu rencana strategis.

Budaya perusahaan
Ø  Pengertian 
Budaya Perusahaan perlu diklarifikasi terus ke karyawan, karena persepsi bisa saja berbeda. Passion bagi perusahaan tidak sama dengan passion bagi karyawan. Budaya bukan hanya sikap kerja karyawan tapi juga dari setiap elemen usaha : SOP, tatanan organisasi, layout kantor, kemasan produk, dan lain sebagainya. Budaya kerja yang seirama dengan karakter karyawan tentu membuat karyawan merasa lebih terikat dengan perusahaan & bersemangat mencapai target. Budaya kerja perlu dikaitkan dengan sistem evaluasi karyawan. Sehingga karyawan yang mampu beradaptasi dengan baik juga mendapat penghargaan.
Dengan sistem seleksi yang tepat , sosialisasi yang tepat serta sistem evaluasi tingkah laku yang tepat maka diharapkan setiap karyawan bisa bekerja dengan budaya yang seragam. Sehingga pelanggan kita juga akan melihat perusahaan kita punya karakter khusus yang mereka identikkan dengan karakter Merk/brand usaha kita. Setiap perusahaan yang ada di negara manaoun memiliki kebudayaan organisasi yang berbeda dalam meningkatkan kemajuan sebuah perusahaan berdasarkan pada interaksi para karyawan dalam menjalankan tugas serta kewajiban mereka .

Ø  Budaya melayani dalam perusahaan

Tidak ada bisnis yang bertahan tanpa konsumen. Seringkali kelangsungan bisnis sendiri sangat tergantung bagaimana perusahaan memperlakukan konsumennya. Pelayanan jasa yang baik banyak menentukan bagaimana hasil akhir yang didapat dan tingkat kepuasan konsumen itu. Namun sebelum agar dapat dilakukan dengan baik, pembentukan dimulai dari internal organisasi. Berikut ini adalah enam hal yang perlu diperhatikan perusahaan agar dapat memberikan pelayanan yang baik:

§  Semua bisnis adalah memiliki unsur jasa
Apa pun bisnis yang dijalani pasti memiliki elemen jasa di dalamnya meskipun bisnis bergerak di sektor produksi atau manufaktur. Bagaimana pun semua bisnis tentu berhubungan dengan konsumen dan terdapat proses dimana perusahaan menyampaikan atau mengantarkan produk pada konsumen. Saat titik singgung dengan konsumen, pasti terdapat unsur jasa. Oleh karena itu penting bagi perusahaan, apa pun bentuknya untuk memiliki jiwa untuk melayani dengan baik.
§  Menghilangkan kebijakan, prosedur, dan sistem yang buruk
Ada beberapa kebijakan yang dapat menghambat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Beberapa birokrasi memperlambat ruang gerak dalam memberikan pelayanan. Dan tentu saja proses pemberian pelayanan yang lama akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Untuk itu sebaiknya secara berkala dilakukan review terhadap kebijakan dan sistem yang dijalankan, kemudian menghilangkan segala sesuatu yang tidak perlu.
§  Memberdayakan karyawan
Bila telah dirasa memiliki kemampuan mencukupi, karyawan sebaiknya diberi keleluasan untuk mengambil keputusan yang perlu dalam pelayanan konsumen. Penyesuaian sebaiknya dapat dilakukan secepat mungkin agar konsumen dapat terlayani dengan baik. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan otoritas kepada konsumen untuk melakukan sesuatu bilamana perlu dengan batasan yang cukup jelas.
§  Dimulai dari proses perekrutan
Karakter orang sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana jasa disampaikan. Untuk itu penting bagi perusahaan untuk memilih orang yang paling sesuai dengan karakter perusahaan dan dirasa dapat menyampaikan jasa dengan baik
§  Pelatihan karyawan setiap 4- 6 bulan sekali
Agar tidak monoton dan terlalu kaku, kita dapat membekali karyawan dengan pelatihan-pelatihan yang sifatnya menyegarkan. Tidak ada yang namanya pembicara ajaib atau training hebat yang dapat mengubah seseorang sekejab mata. Perlu ada pembeharuan ilmu dan kemampuan secara berkala.
§  Melakukan pengukuran hasil finansial
Agar dapat melakukan evaluasi dan melakukan perbaikan dengan baik, pengukuran sebaiknya dirancang agar dapat mengukur dengan baik sejauh apa pengaruhnya pada kinerja perusahaan




Budaya hotel dan rumah sakit
Ø  Pengertian
Di beberapa rumah sakit, suatu rencana strategik (renstra) yang telah berhasil disusun oleh suatu tim khusus dan disahkan oleh pimpinan tidak berjalan mulus dalam penerapannya. Sebab hal itu terjadi karena ternyata tidak didukung oleh komitmen karyawan terhadap nilai-nilai dan keyakinan dasar. Untuk membangun komitmen tinggi itulah diperlukan dukungan suatu kultur atau budaya organisasi rumah sakit yang positif.
Ø  Budaya Melayani
Bila di hotel atau rumah sakit melayani tamu atau pasien selama 24 jam dengan pembagian jadwal shift kerja bagi karyawannya dan management pun penting dalam membangun budaya melayani dengan alasan sebagai berikut:

1.      Managementlah yang memiliki otoritas untuk membuat visi dan mampu mengerakan perusahaan untuk mencapai visi tersebut
2.      Membangun budaya melayani perlu adanya perubahan sikap dari seluruh jajaran dari top to down karena perlu sekali komitmen yang kuat dari manegement dalam membangun budaya melayani
3.      Membangun budaya melayani tidak dapat dilakukan dalam sekejap, perlu proses, karna untuk meningkatkan konsistensi perusahan ke level yang lebih tinggi
4.      Manegement merupakan contoh (role mode) bagi karyawannya
5.      Membangun budaya melayani perlu dan untuk training karyawan dan perlu juga teknologi yang menunjang.

Budaya kerja pabrik
Ø  Pengertian
Langkah yang serius harus dilakukan oleh perusahan atau pabrik untuk mencapai cita-cita yang dikehendaki  maka tiap karyawan perlu mengoptimumkan mutu sumberdayanya. Bentuk ukuran SDM karyawan yang optimum yaitu produktivitas kerja yang maksimum. Dalam konteks budaya kerja pabrik, produktivitas tidak dipandang hanya dari ukuran fisik tetapi juga  dari ukuran produk sistem nilai. Karena di pabrik suatu program untuk melakukan percepatan pembaharuan operasional pabrik secara baik dan efisien. Karyawan unggul menilai produktivitas atau produktif adalah sikap mental: Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada sekarang. Jadi kalau seorang karyawan bekerja, dia akan selalu berorientasi pada ukuran nilai produktivitas  atau minimal sama dengan standar kinerja perusahaan. Dengan kata lain, bekerja produktif sudah merupakan  panggilan jiwa dan disemangati  dengan amanah atau komitmen tinggi sehingga  menjadi bagian dari etos kerja keseharian (terinternalisasi): Tanpa diinstruksikan atasan karyawan seperti ini  akan bertindak produktif. Inilah yang disebut sebagai budaya kerja.
Ø  Budaya melayani
Budaya melayani di pabrik pada biasanya pabrik itu membuat peraturan sendiri dengan memberikan kerja dengan pembagian shift. Dan shift yang biasa di pakai yaitu shift pagi, siang, dan malam.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar