Jumat, 23 Oktober 2015

TULISAN

PENJADWALAN PROYEK

2.1.  Penjadwalan Proyek
Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan dilaksanakan secara berurutan dengan logika serta menggunakan banyak sumberdaya, yang sudah dibatasi oleh berbagai dimensi, misalnya seperti dimensi biaya, mutu, dan waktu (Vincentia, Lilik Linawati, dkk.2007. diunduh 10 Maret 2015). organisasi proyek adalah adalah cara yang efektif untuk menugaskan orang dan sumber daya fisik yang diperlukan. Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk keseluruhan kegiatan proyek, pada tahap ini manager memutuskan berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu dan menghitung beberapa banyak orang yang diperlukan pada tiap tahap produksi (Heizer Jay, Render Barry, 2006).
        Teknik yang paling banyak digunakan dalam perencanaan dan pengendalian proyek adalah dengan menggunakan CPM (Critical Path Method) yang dapat melakukan penjadwalan berdasarkan waktu yang (dianggap pasti) dan PERT (Project Evaluation and Riview Technique) yang menggunakan teori kemungkinan untuk menentukan waktu penyelesaian suatu pekerjaan (Vincentia, Lilik Linawati, dkk.2007. diunduh 10 Maret 2015). 
Input berupa precedence diagram (Network Jaringan) yang menunjukan gambar grafis seluruh aktivitas yang diperlukan untuk membuat produk beserta hubungan ketergantungan. Simbol-simbol yang digunakan dalam network jaringan terdiri dari 2 sampai 3 macam pembentukan jaringan antara lain sebagai berikut (Vincentia, Lilik Linawati, dkk.2007. diunduh 10 Maret 2015).
a.   Lingkaran (Node)  yang didefinisikan sebagai suatu kejadian (event) menyatakan sebuah kegiatan suatu peristiwa dimulai dan berakhirnya suatu pekerjaan.
b.   Anak panah (Arrow) yang didefinisikan sebagai suatu pekerjaan (aktivitas) menyatakan sebuah peristiwa berlangsungnya suatu kegiatan.
c.   Anak panah terputus-putus yang didefinisikan sebagai dummy activity yang menyatakan suatu pekerjaan atau aktivitas semu. (Vincentia, Lilik Linawati, dkk.2007. diunduh 10 Maret 2015).
Dummy diperlukan untuk menggambarkan  adanya hubungan diantara dua kegiatan. Mengingat dummy merupakan kegiatan semu maka lama kegiatan dummy adalah nol. Dummy terdiri dari dua macam (Vincentia, Lilik Linawati, dkk.2007. diunduh 10 Maret 2015):
1.    Grammatical dummy
Grammatical dummy diperlukan untuk menghindari kerancuan      penyebutan suatu kegiatan apabila terdapat dua atau lebih kegiatan yang berasal dari peristiwa yang sama (misalnya i) dan berakhir pada peristiwa yang sama pula (misalnya j). grammatical dummy akan memudahkan komputer untuk membedakan kegiatan satu dengan yang lain. Tapi dalam analisis manual, grammatical dummy dapat diabaikan.

2.  Logical dummy
     Logical dummy digunakan untuk memperjelas hubungan antar kegiatan (Vincentia, Lilik Linawati, dkk.2007. diunduh 10 Maret 2015).
2.1.1 Critical Path Method atau CPM
CPM merupakan sebuah model ilmu manajemen untuk perencanaan dan pengendalian biaya suatu proyek. Model ini dikembangkan oleh perusahaan DuPont pada tahun 1957 untuk pembangunan sebuah pabrik kimia meskipun dikembangkan bersamaan dengan PERT namun model ini pada awalnya dikembangkan secara terpisah. Pada tahun 1957, DuPont mengembangkan desain suatu metode pengelolaan proyek yang dibuat untuk menghindari efek dari penghentian operasi pabrik untuk perawatan. Berdasarkan dari kompleksitas proses penghentian operasi pabrik tersebut, DuPont mengembangkan CPM untuk penghentian operasi pabriknya. Penggunaan CPM mempunyai keunggulan sebagai berikut (Siswanto, 2006).
1.   Menampilkan bagan dari proses pelaksanaan proyek.
2.   Memprediksikan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
3.   Menampilkan suatu kegiatan dari proyek tersebut yang bersifat kritis dari segi urutan pelaksanaan dan waktu.
CPM merupakan penggambaran dari kegiatan dan peristiwa suatu proyek yang berbentuk diagram. Kegiatan digambarkan sebagai lingkaran dalam sebuah jaringan dan peristiwa ditandai dengan waktu mulai dan berakhirnya peristiwa yang penggambarannya dengan garis dan tanda panah diantara lingkaran-lingkaran. Langkah-langkah dalam penyusunan diagram jaringan CPM sebagai berikut
1.   Merinci masing-masing peristiwa dalam pelaksanaan kegiatan suatu proyek.
2.   Menentukan urutan dari masing-masing peristiwa tersebut.
3.   Menggambarkan diagram jaringannya dari urutan peristiwa tersebut.
4.   Memprediksi kebutuhan jangka waktu dari pelaksanaan masing-masing peristiwa.
5.   Identifikasikan jalur kritisnya yaitu dengan mengidentifikasi jalur yang paling panjang dari jaringan tersebut.
6.   Perbaharui diagram CPM tersebut sesuai dengan kemajuan dari pelaksanaan proyek (Siswanto, 2006).

2.1.2 Penentuan Biaya Dalam CPM
        Selain CPM dapat digunakan untuk menentukan waktu paling cepat sebuah proyek dapat terselesaikan dan mengidentifikasi waktu kelonggaran (slack) paling lambat sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa menghambat jadwal proyek keseluruhan, metode ini juga mampu melakukan analisis terhadap sumber daya yang dipakai dalam proyek (biaya) agar jadwal yang dihasilkan akan jauh lebih optimal dan ekonomis. Istilah-istilah dari hubungan antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut (Heizer Jay, Render Barry, 2006).
1.   Waktu normal
Waktu normal adalah waktu yang diperlukan bagi sebuah proyek untuk melakukan rangkaian kegiatan sampai selesai tanpa ada pertimbangan terhadap penggunaan sumber daya.


2.   Biaya normal
Biaya normal adalah biaya langsung yang dikeluarkan selama penyelesaian kegiatan-kegiatan proyek sesuai dengan waktu normalnya.
3.   Waktu dipercepat
Waktu dipercepat atau lebih dikenal dengan crash time adalah waktu paling singkat untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang secara teknis pelaksanaannnya mungkin dilakukan. Penggunaan sumber daya bukan merupakan suatu hambatan.
4.   Biaya untuk waktu dipercepat
Biaya untuk waktu yang dipercepat merupakan biaya langsung yang dikeluarkan untuk menyelesaikan kegiatan dengan waktu yang dipercepat.
Gambar 2.1 Hubungan Antara Waktu dan Biaya Pada Keadaan Normal dan Percepatan

2.1.3 Mempercepat Waktu Penyelesaian
        Tujuan pokok untuk mempercepat waktu penyelesaian adalah memperpendek waktu penyelesaian proyek dengan kenaikan biaya yang seminimal mungkin. Proses mempercepat waktu penyelesaian proyek dinamakan crash program. Batas waktu percepatan (crash time) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas waktu ini akan tidak efektif lagi (Heizer Jay, Render Barry, 2006).
        Penggunaan crash schedule, tentu saja biayanya akan jauh lebih besar dibandingkan dengan normal schedule. Crash schedule akan dipilih kegiatan-kegiatan kritis dengan tingkat kemiringan terkecil untuk mempercepat pelaksanaannya. Langkah ini dilakukan sampai seluruh kegiatan mencapai nilai crash time-nya. Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan sudut kemiringan (waktu dan biaya suatu kegiatan) atau lebih dikenal dengan slope adalah.
Slope =
               
2.1.4 Waktu Kegiatan dan Distribusi Beta
Distribusi Beta bukan merupakan distribusi yang muncul karena proses yang dapat dikenal seperti distribusi poison atau binomial sebagai contoh, namun karakteristiknya terutama mean. PERT melalui distribusi beta, menggunakan taksiran-taksiran waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan agar lebih realistik, adapun macam-macam taksiran waktu tersebut ialah (Heizer Jay, Render Barry, 2006).
a.   Waktu Optimis (Optimistic Time), dinotasikan dengan a waktu optimis waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kegiatan jika semua hal berlangsung sesuai rencana. Biasanya terdapat peluang yang kecil (1/100) bahwa waktu kegiatan akan < a.
b.   Waktu Realistik (most likely estimate), dinotasikan dengan m dimaksudkan sebagai taksiran waktu penyelesaian suatu kegiatan yang paling realistik. 

c.   Waktu Pesimis (Pesimistic estimate), dinotasikan dengan b dimaksudkan sebagai taksiran waktu yang tidak diharapkan  dengan kemungkinan 1/100 jika segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya atau akan > b (Heizer Jay, Render Barry, 2006).

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis yag secara harfilah diterjemahkan sebagai “perantara”. Pada pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar. Sedangkan kewirausahaan secara lebih luas didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Pada kwirausahaan terdapat 3 jenis perilaku yaitu memulai inisiatif, nebgorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk membuat sumber daya dan situasi dengan cara praktik, dan diterimanya resiko atau kegagalan. Kewirausahaan dunia modern muncul pertama kali diinggirs pada masa revolusi industri pada akhir abad ke-18. Masa tersebut merupakan era produksi dengan menggunakan mesin yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Salah satu kunci penting pada kewirausahaan adalah inovasi. Wirausahaan revolusi Industri Inggris menunjukan kunci penting dalam membangun kepribadian- semangat industri.
Wirausahawan pada umumnya mempunyai sifat yang sama. Mereka adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif, dan lain-lain. Menurut McClelland, karakteristik wirausahawan memiliki beberapa tipe yaitu:
1.  Keinginan untuk berprestasi yaitu penggerak psikologi utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai n Ach.
2.     Keinginan untuk bertanggung jawab yaitu wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan.
3.  Preferensi kepada resiko-resiko menengah yaitu wirausahwan bukanlah penjudi mereka mempunyai tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi.
4.     Perspsi ada kemungkinan berhasil yaitu keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahwan yang penting.
5.    Rangsangan oleh umpan balik yi=aitu wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang sama mereke kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk.
6.  Aktivitas enerjik, wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tingggi dibandingkan rata-rata orang.
7.  Orientasi kemasa depan yaitu wirausahwan melakukan perencanaan dan berpikir kedepan.
8.   Keterampilan dalam pengorganisasian yaitu wirausahwan menunjukan keterampilan dalam mengirganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan.
9.    Sikap terhadap uang yaitu keuntungan finansial adlaah nomer dua dibandingkan ari penting dari prstasi kerja mereka.
Peluang usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis resiko. Resiko pertama bila ingin memulai bisnis baru yaitu dengan melihat tingkat n Ach. Adapun karakteristik wirausahwan sukses dengan n Ach tinggi yang akan memerikan pedoman bagi analisa sendiri.
1.      Kemampuan invatif
2.     Toleransi terhadap kemanduaan
3.     Keinginan untuk berprestasi
4.     Kemampuan perencanaan realistis
5.     Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
6.     Obyektivitas
7.     Tanggunng jawab pribadi
8.     Kemampuan beradaptasi
9.     Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
McClelland mengemukakan terdapat tiga kebuthan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk berprestasi, n Ach; kebutuhan berafiliasi, n Afill; dan kebutuhan untuk berkuasa, n Pow. Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan untu membentuk hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain—keinginan untuk diterima dan disukai. Kebutuhan untuk berkuasa menguraikan keinginan untuk mengendalikan cara-cara mempengaruhi orang lain, keinginan untuk mendominasi, untuk menyakinkan orang lain tentang kebenaran dari superioritas orang lain.
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientasi eksternal. Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Berikut ini adalah sumber gagasan sumber baru:
1.     Konsumen yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka
2.   Perusahaan yang sudah ada yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada
3.    Saluran distribusi yaitu saluran juga merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar
4.      Pemerintah merupakan sumber penyeimbang gagasan baru denan dua cara
5.  Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian dan pengembangan sering menghasilkan gagasan produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada
Tahap awal pertumbuhan, akan sangat membantu wirausahawan untuk mengetahui kepan keuntungan akan tercapai. Analisis pulang pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar tercapai posisi pulang pokok. Ada beberapa unsur pokok dalam analisa pulang pokok:
1.      Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan
2.     Biaa variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan
3.     Biaya total adalah jumlah total biaya tetp dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi
4.     Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk
5.     Kentungan adalah jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang terjual
6.     Kerugian adalah jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual
7.     Titik pulang pokok adalah situasi dimana pendapatan total organisasi sama denganbiaya totalnya
Dalam kewirausahawan terdapat kepemilikan perusahaan. Kepemilikan perusahaan pun terbagi menjadi 3 (tiga) bentuk. Yaitu kepemilikan tunggal, kongsi, dan perseroan.  Pemilikan tunggal (firma) merupakan bentuk organisasi bisnis kecil yang paling umum dan perusahaan ini dimiliki dan dijalankan oleh satu orang. Keuntungan dari kepemilikan tunggal yaitu organisasi informal sudah cukup, pemilik tidak perlu membagi laba dengan siapapun, tidak perlu berkonsultasi, dan lain-lain. Adapun kerugian yang terdapat pada kepemilikan tunggal yaitu pemilik tunggal mempunyai kewajiban tidak terbatas, mungkin modal yang tersedia lebih kecil, dan pemilik tunggal boleh jadi sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang.
    Kongsi dapat dirumuskan sebagai sebuah asosiasi dari 2 orang atau lebih, yaitu bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Keuntungan yang didapatnya yaitu formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan badan hukum yang lain, para rekan lebih bermotivasi untuk menerapkan kemampuan mereka sebaik-baiknya, kongsi lebih mudah mendapatkan modal, dan pengambilan keputusan lebih luwes. Adapaun kekurangannya yaitu harus terdapat kewajiban tak terbatas, kongsi akan berakhir kapan saja atau saat mendapatkan musibah, kepentingan pribadi seorang rekana sukar dihapuskan, dan lain-lain.
    Perseroan  merupakan jenis organisasi bisnis yang paling rumit. Perseroan dapat dirumuskan sebagai suatu diri buatan, tidak terlihat, tidak terwujud, dan hanya men rut hukum. Keuntungan yang didpat dari perseroan adalah kewajiban pemilik terbatas sesuai saham yang dimiliki, pemilikan dengan mudah dapat dipindahkan dari suatu ke orang lain, perseroan mempunyai eksistensi hukum yang terpisah, dan lain-lain. Kerugian pada perseroan adalah banyaknya peraturan yang harus diperhatikan, modal yang lebih besar, memiliki pajak, dan lain-lain.
  Pendirian perusahaan pastinya harus memiliki sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Sumber daya manusia untuk bekerja disatiap perusahaan harus yang berkompeten, oleh karena itu perusahaan harus memilih dengan cara menyeleksi. Adapan proses seleksi yang dijalanka oleh perusahaan anatar lain
1.      Perekrutan
2.     Seleksi
3.     Pelatihan

4.     Penilaiankewira

Sumber: Wiratmo, Masykur. 1994. KEWIRAUSAHAAN. Yogyakarta: Gunadarma